BAB VIII
MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
Kompetensi Dasar
1.4 Menyadari kewajiban menghindari akhlak
tercela: israf, tabzir, dan bakhil
2.4
Menghindari perbuatan israf, tabzir, dan bakhil dalam kehidupan sehari-hari
3.4 Memahami pengertian dan bentuk israf, tabzir
dan bakhil
4.4
Menyajikan peta konsep contoh dan ciri-ciri perilaku israf, tabzir, dan bakhil
Indikator
1.
Siswa
dapat menjelaskan pengertian israaf, tabdziir dan bakhil
2.
Siswa dapat
menunjukkan bentuk dan
contoh-contoh perbuatan israaf,
tabdziir dan bakhil
A.
Isyraf
1.
Pengertian
Israf
Kata israfberasal
dari bahasa Arab asrofa-yusrifu-isroofanberarti bersuka ria sampai melewati
batas. Israfialah suatu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi
semestinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas (berlebihan)
diartikan melakukan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan
aturan (nilai) tertentu yang berlaku. Secara istilah, melampaui batas
(berlebihan) dapat dimaknai sebagai tindakan yang dilakukan seseorang di luar
kewajaran ataupun kepatutan karena kebiasaan yang dilakukan untuk memuaskan
kesenangan diri secaraberlebihan. Beberapa pendapat tentang pengertian israf
adalah sebagai berikut;
a.
membelanjakan/memberikan sesuatu
untuk hal yang
tidak selayaknya sebagai tambahan atas apa yang selayaknya.
b.
membelanjakan
harta yang banyak untuk tujuan yang sangat sedikit.
c.
melebihi batasan dalam pembelanjaan harta.
d.
seseorang
memakan harta yang tidak halal baginya atau memakan yang halal baginya
memlebihi batas dan melebihi kadar kebutuhan.
e.
Sebagian pendapat
menyatakan, artinya melebihi
kuantitas yang normal,
karena tidak memahami batasan kuantitas yang menjadi haknya
Dengan
demikian pengertian Israaf
adalah tindakan seseorang
yang melampauhi batas yang telah
ditentukan oleh syariat. Orang yang membasuh wajah ketika berwudlu melebihi
tiga basuhan berarti
termasuk isrof/ berlebihan,
karena ketentuan yang disunatkan hanya tiga basuhan yang
merata. Namun pengertian isrof biasanya sering digunakan dalam
hal membelanjakan harta,
bukan pada masalah
ibadah. Misalkan membelanjakan
harta untuk makan, minum, pakaian dan berkendara yang berlebihan melebihi batas
kewajaran dan kepatutan.Pada kehidupan modern, sifat melampaui batas
(berlebihan) itu mengancam masa depan umat manusia, terutama kalangan generasi
mudanya. Nabi Muhammad saw, bersabda yang artinya Binasalah orang-orang yang
melampaui batas (berlebihan) (HR.Muslim)Sikap ini biasanya terjadi pada
orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh
Allah. Israfadalah perbuatan yang tidak di senangi oleh Allah karena perbuatan
ini merupakan bagian
dari bentuk tidak
mensyukuri nikmat yang telah di berikan oleh Allah. “Hai anak
Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf [7]: 31)
2.
Bahaya
Perilaku Israf
Perbuatan israf
dapat terjadi berkaitan
dengan penggunaan harta dan
berkaitan dengan ibadah. Perbuatan melampaui batas atau berlebihan dalam
ibadah mengakibatkan amal ibadah seseorang terhenti, karena manusia mempunyai
sifat tabiat cepat bosan dan terbatas.
Dengan sendirinya sikap
sabar akan mampu
melawan perbuatan
berlebih-lebihan atau melampaui batas ini. Imam Asy Syatibi berpendapat bahwa
bahaya sikap melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan
keseimbangan yarg dituntut agama dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab
hukum. Beliau mengatakan bahwa kesempitan tidak dihilangkan dari seorang
mukallaf karenadua segi, pertama, khawatir terputus amalnya di tengah jalan,
membenci ibadah, dan tidak suka melaksanakan beban agama. Kedua, khawatir
menimbulkan pengurangan amal dengan bermalas-malasan. Kadang-kadang
menekuni sebagian amal
dapat melalaikan dan
menghentikan amal lainnya.
Kadang-kadang ia bermaksud menjalankan keduanya dengan susah payah, tetapi akhirnya
ia terhenti ataupun bahkan meninggalkan amal kebaikan keduanya.
3.
Bentuk
Perilaku Israf
Diantara contoh sikap israf adalah
dalam bentuk pamer kekayaan dan berjiwa sombong, hal yang demikian ini akan
menyebabkan kehancuran pada diri sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi
dan sosial. Apabila tidak terdapat kontrol tersebut, maka akan
berakibat sikap melampaui.batas. Sikap
orang yang mendambakan
kemewahan dunia semata-mata, merupakan sikap yang tidak disukai Allah
dan tidak memperoleh manfaat apapun baik di dunia dan di akhirat. Perbuatan
berlebihan atau melampaui batas ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap
nikmat yang telah diberikan Allah. Setiap muslim harus menyadari bahwa segala
sesuatu yang dimilikinya adalah milik Allah, Allah akan melapangkan rezeki dan
menyempitkannya, sesuai dengan kehendak dan rida-Nya dan sesuai dengan
kebijaksanaan dan ketetapan yang telah digariskan-Nya. Hendaknya pada diri
setiap muslim harus tertanam sikap rida terhadap apa yang diberikan Allah dan
sadar semua nikmat yang diperolehnya itu hanya berasal dari Allah serta
pengingkaran terhadap nikmat Allah dan Rasul-Nya tidak akan memperoleh
keuntungan sedikit pun.Perbuatan melampaui batas atau berlebihan ini tidak
hanya terhadap nikmat- nikmat Allah sefriata, aalam hal beribadah pun Allah
sangat membencinya. Perbuatan melampaui batas
(berlebihan) dalam agama
akan terputus. Maksudnya
melarang seseorang melampaui batas dalam ibadah sunah sehingga
menimbulkan kebosanan yang berakibat meninggalkan ibadah yang yang lebih utama
atau meninggalkan ibadah yang disyariatkan, bukan berarti melarang seseorang
mencari kesempumaan dalam beribadah karena termasuk halhal yang terpuji.
Seperti, orang yang mengerjakan salat tahajjud semalam suntuk sehingga di akhir
malam ia mengantuk dan tertidur sampai meninggalkan salat subuh.
Diantara bentuk
perbuatan israfadalah
a.
Menambah-nambah di
atas kadar kemampuan,
dan berlebihan dalam
hal makan, karena makan
yang terlalu kenyang
dapat menimbulkan hal yang negatif
pada struktur tubuk manusia.
b.
Bermewah-mewah
dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu
tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan
tersedia.
c.
Menumpuk-numpuk
harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh
masyarakat.
d.
Melakukan segala
sesuatu yang berlebiha,
contohnya terlalu banyak
tidur bisa menyebabkan berbagai
penyakit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai dampak
yang tidak baik
seperti tidak mau
bekerja, kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal
e.
Melakukan
pekerjaan yang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka dengan halhal yang
bersifat hura-hura
f.
Memperturutkan hawa
nafsunya, manusia dalam
menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua permasalahan
yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan.
4.
Menghindari
Perilaku Israf
Rasulullah saw.
melarang umatnya berpuasa
terus-menerus, melarang salat
di seluruh malam untuk memberi hak anggota tubuh istirahat, melarang
membujang bagiyang mampu menikah, atau melarang meninggalkan makan daging.
Adapun amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dikerjakan terus-menerus
(istiqamah) menurut syarak meskipun sedikit. Islam mengajarkan kebersahajaan.
Setiap muslim dilarang mengikuti nafsu syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan
nafsu dengan akal sehat. Sebagian besar keburukan itu disebabkan seseorang
tidak sanggup mengendalikan nafsunya. Janganlah mendekati hal-hal yang dapat
mendorong diri untuk berbuat yang tidak baik ataupun melampaui batas. Orang
yang memiliki kesederhanaan tidak suka melakukan sesuatu yang melebihi kewajaran,
karena akan merendahkan diri sendiri di hadapan makhluk atau pencipta-Nya.
Diantara dampak
yang ditimbulakan akibat dari perbuatan israf, yaitu :
a.
Dibenci
oleh Allah
b.
Menjadi
sahabat setan
c.
Menjadi
orang yang akan tercela dan menyesal
d.
Menjadi
orang yang tersesat
5.
Hikmah
a.
Sikap
israf adalah salah satu sikap tercela yang sangat merusak bagi pelaku sendiri
maupun orang lain yang terkena dampak tingkah lakunya. Sifat melampaui batas
(berlebihan) ini mengancam masa depan manusia.
b.
Setiap muslim
dilarang mengikuti nafsu
syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan nafsu dengan akal sehat, dan
setiap pelampauan batas akan selalu dibarengi oleh kekuatan jahat, yakni setan
yang menghiaskan keburukan sehingga dirasa sebagai kebaikan.
c.
Perbuatan berlebihan
atau melampaui batas
ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap nikmat
yang telah diberikan Allah.
d.
Sikap melampaui
batas bekasnya dapat
menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yarg
dituntut agama dalam
melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum.
B.
Tabdzir
1.
Pengertian
Tabdzir
Kata tabzir/pemborosan
dalam bahasa Arab
berasal dari kata badzara-yubadzdzirutabdziiron
dipahami oleh ulama
dalam arti pengeluaran yang bukan haq. Kata
tabzirberarti menggunakan/membelanjakan harta kepada hal yang tidak perlu.
Pengertian lain dari tabzir adalah membelanjakan harta tidak sesuai dengan hak
(peruntukan) harta tersebut atau tidak layak menurut ketentuan syariat. Dengan
demikian semua bentuk penggunaan harta untuk perbuatan haram atau makruh menurut
syariat adalah perbuatan tabdzir. Orang yang melakukannya disebut mubadzir.
Contoh membeli alat untuk melakukan kejahatan, atau membelajakan harta untuk
sesuatu yang sama sekali tidak ada manfaatnya secara agama, maka termasuk
mubadzir.
Dengan demikian, bukanlah termasuk
perbuatan tabdzir tindakan membelanjakan harta sebanyak apapun jumlahnya untuk
kebaikan yang disyariatkan agama. Pendapat lain menyatakan bahwa tabdzir adalah
membagi-bagikan harta dalam bentuk yang termasukberlebih-lebihan. Dengan pengertian
ini berarti perbuatan isrof adalah termasuk tabdzir. “dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan
syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al Isra’ [17]: 26-27)
2.
Bahaya
PerilakuTabdzir
Setiap orang selalu berpikir dan
berusaha sekuat tenaga untuk meraih kemewahan kehidupan dunia sebagai suatu
yang menyenangkan dan membahagiakan, tanpa memperhatikan ketentuan agama.
Anggapan dan keinginan seperti itu sampai sekarang terus mewarnai sebagian
masyarakat, berkeinginan memiliki harta kekayaan yang melimpah sekalipun dengan
jalan yang tidak
wajar, tidak sesuai
dengan peraturan negara
dan hukum agama. Akibatnya,
timbullah kecurangan dimana-mana yang merugikan semua pihak. Allah melarang
kaum muslimin mencari kekayaan dengan cara yang batil, dan melarang
membelanjakan harta yang dikuasai secara boros. Larangan dimaksudkan agar
setiap muslim dapat
mengatur nilai pengeluaran
sesuai keperluannya, tepat
yang dituju sebagimaha ketentuan
agama. Tidak boleh membelanjakan hartanya secara boros hanya untuk kesenangan
semata. Pamer kekayaan dan berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran pada
diri sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial. Jika kontrol
tersebut tidak ada, maka akan berakibat menimbulkan sikap pemborosan yang
dilarang dalam Islam. Sikap orang yang
mendambakan kemewahan dunia
semata sebagai tabiat
buruk yang harus ditinggalkan karena Allah memberikan pelajaran bahwa
Qarun dengan harta kekayaannya telah dibenamkan ke dalam bumi. Ternyata harta
yang tidak diridai Allah tidak memperoleh manfaat apa-apa.
Sayyidina Abu
Bakar r.a. menyerahkan
semua hartanya kepada
Nabi saw. dalam rangka berjihad di jalan Allah.
Sayyidina ‘Utsman r.a., membelanjakan separuh hartanya. Nafkah mereka diterima
Rasulullah saw. dan beliau tidak menilai mereka sebagai para pemboros.
Sebaliknya, membasuh wajah lebih dari tiga kali dalam berwudhu’, dinilai
sebagai pemborosan, walau ketika itu yang bersangkutan berwudhu’ dari sungai
yang mengalir. Jika demikian, pemborosan lebih banyak berkaitan dengan tempat
bukannya dengan kuantitas.Rasulullah, ketika melihat seorang laki-laki berwudu
lain beliau bersabda, “Janganlah kamu berlebih-lebihan. Janganlah kamu
berlebih-lebihan.” Berikut adalah beberapa tindakan yang tergolong sebagai
perbuatan tabzir, yaitu :
a.
Membantu orang
lain dalam kemaksiatan.
Contoh: memberi sumbangan
kepada orang untuk meminum-minuman keras
b.
Mengkonsumsi
makanan yang tidak ada manfaatnya dan membahayakan
c.
Orang
yang bersodakoh tetapi tidak ikhlas
d.
Merayakan
Hari Raya lebaran dengan berlebihan
e.
Merayakan
pesta pernikahan dengan berlebihan tidak sesuai dengan syari’at
3.
Menghindari
PerilakuTabdzir
Islam menganjurkan hidup sederhana dan
tidak boleh sombong dengan menzalimi diri sendiri ataupun orang lain, karena
perilaku zalim akan berakibat menyengsarakan diri sendiri ataupun orang lain.
Melalui sunahnya, Rasulullah saw. menjelaskan secara tegas larangan makan,
minum, dan berpakaian secara berlebihan. Segala sesuatu yang dilarang Allah dan
Rasul-Nya pastinya terdapat madarat yang sangat merugikan bagi kehidupan
manusia. Hidup sederhana bukan berarti harus melarat, tetapi hidup yang
sederhana sebatas mencukupi kebutuhan yang diperlukan tanpa berlebih-lebihan.
Karena itu, segala hal yang berlebihan tidak akan memperoleh kebaikan bagi yang
melakukannya. Sesungguhnya orang yang dapat menerima dengan baik dan
mengamalkan nasihat yang benar hanyalah orang-orang yang sabar dan tekun.
Termasuk di dalamnya orang yang patuh meiaksanakan perintah Allah dan menjauhi
segala larangan-Nya. Mereka menerima dengan baik dan ikhlas apa yang diberikan
Allah kepadanya. Selalu berusaha sesuai ketentuan-Nya serta membelanjakan
hartahya untuk kepentingan diri maupun masyarakat.
Persaudaraan setan
dengan pemboros adalah
persamaan sifat-sifatnya, serta
keserasian antar keduanya. Mereka berdua sama melakukan hal-hal yang
batil, tidak pada tempatnya. Persaudaraan itu dapat dipahami sebagai
kebersamaan dan ketidakberpisahan setan dengan pemboros. Ini karena saudara
biasanya selalu bersama saudaranya dan enggan berpisah dengannya. Atau dalam
arti kebersamaan pemboros dengan setan secara
terus-menerus, dan demikian
juga setan dengan
pemboros, seperti dua
orang saudara sekandung yang sama asal usulnya, sehingga tidak dapat
dipisahkan.
Penyifatan
setan dengan kafûr/sangat ingkar merupakan peringatan keras kepada para
pemboros yang menjadi teman setan itu, bahwa persaudaraan dan kebersamaan
mereka dengan setan dapat mengantar kepada kekufuran. Betapa tidak, bukankah
teman saling pengaruh mempengaruhi, atau teman sering kali meniru dan
meneladani temannya.Berikut beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari
perbuatan tabzir, yaitu :
a.
Mendapat
murka Allah
b.
Mendapat
siksa yang teramat pedih oleh Allah
c.
Mendapat
kesengsaraan dunia dan akhirat
d.
Mendapat
cacian dari orang lain
4.
Hikmah
a.
Setiap
muslim dilarang bersikap boros karena boros merupakan tabiat setan. Sikap
boros akan menimbulkan
kerugian dan kesengsaraan
hidup di kemudian
hari. Seorang muslim dalam membelanjakan hartanya harus dengan kalkulasi
yang matang menyangkut manfaat dan madaratnya.
b.
Larangan
keras membelanjakan harta dengan cara sesuka hatinya yang akan berakibat
pada kesengsaraan baik
di dunia maupun
di akhirat. Allah
memerintahkan setiap muslim agar
dapat mengatur keseimbangan
pengeluaran dan pemasukan
sesuai dengan keperluan secara
wajar sehingga akan
dapat menjamin kehidupan
yang teratur dan sejahtera.
C.
Bakhil
1.
Pengertian
Bakhil/Kikir
Bakhil/kikir ialah menahan harta yang
seharusnya dia keluarkan. Al-Jurjani dalam kitab At-Ta’rifatmendeϐinisikan
bakhil dengan menahan hartanya sendiri, yakni menahan memberikan sesuatu pada
diri dan orang lain yang sebenarnyatidak berhak untuk ditahan atau
dicegah, misalnya uang,
makanan, minuman, dan
lain-lain. Ketika orang memiliki uang,
makanan, dan minuman
yang mestinya bisa
diberikan kepada yang membutuhkan, kemudian enggan untuk
memberikannya, maka ia adalah bakhil. Dalam Tafsir Al-Maraghi Jilid IV,Musthafa
al Maraghi menjelaskan, bakhil adalah tidak mau menunaikan zakat dan enggan
mengeluarkan harta di jalan Allah. Sebagai contoh, dia mempunyai kemampuan
untuk membayar zakat tapi dia tahan (tidak menunaikannya), atau dia seorang
yang memiliki banyak harta tapi manakala datang fakir miskin untuk meminta
haknya justru tidak dia beri.Bakhil adalah sifat yang tercela karena sifat ini
terlahir dari godaan syaithan. Bakhil dijadikan oleh syaithan sebagai jalan
untuk menuju jalan ke neraka. Dalil yang melarang dari perbuatan bakhil di
antaranya adalah QS Al Isra: 29-30 dan hadis Nabi SAW, 29. dan janganlah kamu
jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu
mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. 30. Sesungguhnya
Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hambahamba-Nya. Dari
sahabat Abu Hurairah ra beliau berkata, Rasullullah saw telah bersabda,
‘Jauhillah tujuh kehancuran yang dapat menimpa kalian.’ Lalu (shahabat)
bertanya, ‘Apakah itu wahai Rasulullah?’ Lalu beliau menjawab, ‘Menyekutukan
Allah, kikir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, memakan riba, memakan harta
anak yatim, lari dari peperangan, menuduh zina wanita mukminat yang suci. (HR.
an-Nasa`i)
Banyak contoh tentang kehancuran
orang-orang yang bakhil. Salah satunya adalah Qarun sebagai raja kebakhilan
yang pernah muncul di muka bumi ini. Di mana Allah akhirnya menenggelamkannya
beserta pengikut dan hartanya. Kisah detailnya bisa dibaca dalam Al-Qur`an pada
surah Al-Qashash. Hal ini perlu kita cermati sebagai pelajaran bahwa bakhil
dapat membawa kehancuran di dunia dan di akhirat. Sifat bakhil muncul
diakibatkan kecintaan yang berlebihan terhadap dunia, tidak adanya keyakinan
tentang kemuliaan yang ada di sisi Allah, tamak dan kagum kepada diri sendiri
serta sebab-sebab lainnya.Apapun posisi dan kedudukan kita, janganlah berbuat
bakhil, bila kita sebagai suami janganlah bakhil pada istri dan anak-anak tentu
dengan tidak mengajari sifat boros kepada mereka. Sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadis: Dari sahabat Abu Abdillah atau terkadang dipanggil Abu
Abdirrahman Tsauban berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik dinar yang
diinfakkan seseorang adalah dinar yang dia infakkan kepada keluarganya dan
dinar yang diinfakkan untuk membeli kendaraan perang di jalan Allah, serta
dinar yang diinfakkan untuk saudaranya untuk perang di jalan Allah. (HR.
Muslim).
2.
Bahaya
Perilaku Bakhil
a.
Mengakibatkan
dosa besar
Islam menganggap bakhil
sebagai perbuatan dosa besar. Hal ini telah dijelaskan oleh Al-Qur’an : Sekali-kali
janganlah orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Ali Imran : 180).
b.
Mengikuti
jejak setan
Perbuatn kikir dapat di
sebabkan beberapa faktor, karena hartanya merasa milik sendiri dan karena takut
harta mereka berkurang, keduanya merupakan tipu daya setan. Sebagai mana
tercantum dalam Q.S Al-Baqoroh: 268, syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan
untukmu ampunan daripada-Nya
dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengatahui.
c.
Penghalang
masuk surga
Allah memberikan pada
orang kikir supaya merubah cara mereka berpikir dan alloh swt, telah memberi
mereka banyak karunia baik berupa harta, ilmu, kemegahan, maupun
macam – macam
kedunian lainnya, akan
tetapi setelah karunia
itu diterimanya justru dimanfaatkan
untuk dirinya sendiri
dia enggan memeberikan sedekahnya untuk orang lain.
Dalam sebuah hadis rosul menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan masuk
surga.
Tidak akan masuk surga orang yang menipu, bakhil (kikir) dan orang
yang buruk (H.R Tirmidzi)
d.
Rizki
menjadi sempit
Pelaku kikir/bakhil
beranggapan bahwa kekikiran menguntungkan harta benda orang kikir
beranggapan bahwa menyimpan
harta untuk dirinya
sendiri itu baik, Akan tetapi secara tidak sadar mereka
telah di perbudakkan oleh harta itu sendiri Dari Asma’ra, ia berkata : Nabi SAW
berpesan kepadaku,Janganlah kamu bakhil, yang menyebabkan kamu disempitkan
rezqimu. (HR. Bukhari)
e.
Sumber
malapetaka kemanusiaan
Penyakit bakhil
akan menyebabkan malapetaka
yang besar terhadap
suatu masyarakat. Penyakit ini
bisa menanamkan rasa dengki dan
iri hati dalam
jiwa orang-orang fakir miskin terhadap orang-orang kaya yang bakhil.
Sebagai akibatnya, orang-orang miskin tersebut akan mencari-cari kesempatan
yang tepat untuk melampiaskan rasa
kedengkiannya terhadap orang-orang
kaya yang bakhil,
dan berusaha mencari jalan untuk menghancurkan harta kekayaan mereka.Sebagiman
tercantum dalam Q.S Al Lail Ayat 8-118. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan
merasa dirinya cukup 9. serta mendustakan pahala terbaik, 10. Maka kelak Kami
akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. 11. dan hartanya tidak bermanfaat
baginya apabila ia telah binasa.
3.
Menghindari
Perilaku Bakhil
a.
Keyakinan
bahwa segala sesuatu itu milik Allah
Ketika seeorang
telah merasa bahwa
segala sesuatu milik
Allah maka ia
tidak merasa memiliki terhadap benda andi kata ia diberi keleluasaan
rizki oleh Allah maka hatinya akan terdorong untuk bersedakah. Sebagaimana firman Allah Q.S Ali Imron : 109
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah
dikembalikan segala urusan.
b.
Banyak
bersyukur atas nikmat yang Allah berikan
Konsekwensinya jika
seorang menyukuri nikmat Allah . Maka Dia memberi tambahan yang
lebih baik. Namun
apabila mengingkarinya maka
ingtlah sesungunya azab-Nya
sangat pedih. Karena sesungguhnya kebersyukuran manusia hakikatnya untuk
dirinya sendiri.
c.
Gemar
melakukan kegiatan sosial dengan infak dan sedekah
Kegemaran mengikuti
kegiatan yang dinilai agama sebagai kebaikan akan memberi motifasi tersendiri
untuk melaksakan anjuran agama seperti infak dan sedekah sehingga tumbuh
keyakinan bahwa infak dan sedekah bernilai poditif baik pada sisi jasmani dan
rohani sekaligus menampik anggapan bahwa infak dan sedekah akan menjadikan
manusia miskin.
d.
Memohon
perlindungan dari Allah dari sifat bakhil/kikir
Ada sebuah do’a sederhana
yang jaami’(singkat dan syarat makna) yang sudah sepatutnya kita
menghafalkannya karena amat bermanfaat. Do’a ini berisi permintaan agar kita
terhindar dari penyakit hati yaitu pelit lagi tamak yang merupakan penyakit
yang amat berbahaya.
4.
Hikmah
a.
Salah
satu akhlak tercela yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang adalah
sifat bakhil atau kikir. Mengingat besarnya pengaruh yang akan muncul dari
sifat ini, tentunya kita harus menghindarinya.
b.
Sifat
bakhil adalah pokok dari semua kehinaan. Menandakan sedikitnya akal dan
jeleknya pembinaan. Mengajak manusia kepada kebiasaan-kebiasan yang tercela.
Tidak bisa bersatu dengan keimanan dalam hati manusia. Karena pada hakikatnya
kebakhilan akan menyebabkan kehancuran dan rusaknya akhlak manusia.
c.
Manusia
diharapkan senantiasa berusaha menjauhkan diri kita dari sifat bakhil dan menghisi
diri dengan melatih
dan membiasakan aneka
kebaikan dengan harapan sifat
bakhik/ kikir dapat lenyap dan berganti dengan sifat kedermawanan yakni gemar
sedekah dan berinfak.
Saranghe 🤲
BalasHapus